Salah satu faktor dalam proses perkembangan anak yang baik adalah terletak dari cara memberikan stimulan berupa pembelajaran yang kreatif dan solutif dalam proses tumbuh kembang anak. Lembaga pendidikan menjadi salah satu alternatif yang dipilih oleh para orang tua di Indonesia. Pendidikan anak yang dibentuk sejak dini akan sangat berpengaruh dalam kehidupan sosial di masa depannya.
Dalam teori yang dicetuskan oleh Piaget yang mengartikan kognitif adalah sebagai salah satu proses adaptasi pada seorang anak dan mengartikan objek maupun semua peristiwa pada kondisi sekitarnya. Pada proses pengaplikasikannya fungsi kognitif ada lima yaitu perhatian, daya ingat atau memori, peran eksekutif, kemampuan untuk berbahasa dan yang terakhir mengamati.
Untuk mendukung proses pembentukan proses kognitif yang baik maka diperlukan peran seorang ibu sebagai madrasah pertama bagi para anak anaknya. Jauh sebelum sang buah hati dimasukkan ke dalam lembaga pendidikan yang mumpuni. Fase pembentukan karakter seorang anak melalui kegiatan yang bermanfaat dan memiliki progress yang baik untuk menunjang sifat yang peduli terhadap sesama berdasarkan fungsi dari kognitif.
Beberapa kegiatan tersebut diantaranya menyelesaikan puzzle yang terdiri dari 3 sampai 4 bagian: membacakan buku cerita bergambar, bermain pura-pura, serta mengelompokkan dan berhitung. Kegiatan yang bernilai positif tentunya juga harus dipantau setidaknya oleh ibu sekaligus menjadi tempat madrasah pertama agar mampu melihat perkembangan sang buah hatinya.
Program yang berkelanjutan melalui beberapa kegiatan seharusnya juga menjadi parameter apakah metode yang digunakan efektif. Upaya tersebut seharusnya dilakukan sebelum sang buah hati dimasukkan ke dalam lembaga pendidikan agar pembiasaan mudah adaptasi terhadap lingkungan baru. Tujuan dari dari pendidikan kognitif salah satunya adalah untuk membentuk generasi emas bangsa.
Selain pendidikan kognitif ada juga pendidikan motorik. Pendidikan motorik menurut Sukadiyanto adalah kemampuan gerak adalah suatu kemampuan seseorang dalam menampilkan keterampilan gerak yang lebih luas serta diperjelas bahwa kemampuan motorik suatu kemampuan umum yang berkaitan dengan penampilan berbagai keterampilan atau tugas gerak.
Pendidikan motorik juga disesuaikan dengan kapasitas dari sang anak tersebut agar pelaksanaan nya bisa berjalan sukses dan lancar. Belajar motorik bagi sang anak bersifat permanen untuk tumbuh kembangnya. Pendidikan Pendidikan kognitif dan motorik juga harus diimbangi dengan kegiatan religius seperti mengajarkan sang buah hati untuk mengaji dan memberikan contoh kegiatan yang bermanfaat kepada sesama.
Di era globalisasi seperti sekarang tidaklah sulit untuk mendidik anak melalui proses kognitif dan motorik lalu dikolaborasikan dengan konsep spiritualitas yang tentunya sesuai dengan anjuran dan sunnah Nabi Muhammad SAW. Hasil dari pembentukan proses kognitif serta keterampilan motorik pra sekolah dengan tetap mengedepankan nilai-nilai keislaman guna membentuk kepribadian anak di masa mendatang menjadi tren positif bagi para orang tua zaman sekarang.
Hasil yang konkrit pendidikan pra sekolah akan membantu para orang tua untuk menyekolahkan anaknya di lembaga pendidikan yang mumpuni dan terbaik. Dengan dibekali ilmu pra sekolah berupa keterampilan motorik dan pembentukan proses kognitif serta dibarengi dangan akhlaqul karimah diharapkan mampu menciptakan generasi bangsa menuju “Generasi Emas 2045”. Oleh karena itu peran besar dari masyarakat ataupun pemerintah untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik.